DHADigital.com - Tahun 2023 hingga 2025 mungkin tahun dimana produk digital viral atau booming, banyak yang menghasilkan puluhan hingga ratusan juta rupiah dari menjual produk digital. Keuntungannya hampir 100% karena tidak ada biaya produksi, sekali membuat produk digital seperti ebook, pdf, video, atau template maka bisa dijual-dicopy berkali-kali.
Katakanlah saya menjual produk digital seharga Rp 99.000, jika bisa terjual 1000 kali maka saya bisa mendapatkan uang 99 Juta.
Saya sendiri juga menjual produk digital, dan saya tahu bahkan sejak tahun 2013 memang produk digital itu sudah ada dari dulu. Produk digital itu sah, berguna dan memang bisa diperjual belikan. Hanya saja masyarakat Indonesia suka sesuatu hal yang berbau "peluang bisnis baru"
Dari situlah muncul sisi gelap yang mungkin banyak orang sebenarnya sudah bisa merasakan, tapi tidak bisa menjelaskan bagaimana sisi gelapnya. Karena produknya memang sah, isinya memang ada nilainya.
Sisi Gelap 1: Peluang Bisnis yang Dipoles Cantik
Apakah bisnis produk digital itu mudah?
Tentu saja tidak mudah. Produk digital seperti ebook, kursus, video yang umumnya berisi materi transfer informasi dan pengetahuan, tentu harus disertai kemampuan si pembuat produk berupa: pengetahuan, pengalaman, keahlian, penyampaian, dan cara menjual.
Pengetahuan dan pengalaman butuh jam terbang bukan sebulan dua bulan tapi minimal 1-2 tahun. Sebagai contoh misalnya saya membuat produk digital "Cara Sukses Promosi Online"
Tentu karena saya sudah bertahun-tahun menggunakan platform media online untuk promosi usaha. Saya sendiri sudah lebih dari 10 tahun di bidang ini. Itupun saya belum begitu bagus dalam cara penyampaian.
Tapi banyak yang memoles cantik, seolah-olah bisnis di bidang ini jauh lebih mudah. Bisa dari rumah, bebas menentukan waktu kerja, tanpa tekanan dsb.
Faktanya berapa perbandingan yang sukses dengan yang gagal ketika mencoba membuat, 1 banding 100?
Sisi Gelap 2: Penjual Peluang Cuan "Cuma Ingin Cuan"
Mereka adalah orang-orang yang menjual peluang cuan dari yang dipoles cantik itu tadi. Karena tipikal masyarakat Indonesia juga yang selalu mudah terbuai dengan peluang-peluang manis cara cepat kaya. Akhirnya kunci untuk jualan produk digital caranya mudah
Cara dapat Penghasilan Sekian dari X
Tinggal dimodifikasi X nya ini apa, bisa dari digital marketing , affiliate, AI, konten kretaor, dsb
Caranya para penjual cuan ini untuk jualan dengan cara flexing (menunjukkan dasboard penghasilan). Ya karena banyak orang mudah tertarik dengan begituan.
Misalnya, "hanya 3 bulan saya bisa mendapat puluhan juga dengan ini, Cari tahu caranya di sini" Mereka para penjual peluang cuan itu hampir mirip-mirip caranya.
Dan parahnya, muncullah orang yang sebenarnya belum kompeten, tidak punya pengetahuan, pengalaman, dan keahlian kemudian membuat produk digital modal chatGPT, dengan promosi yang sama:
Cara dapat Penghasilan Sekian dari X. Yang penting bisa cepat dapat cuan, banyak yang beli.
Sisi Gelap 3: Seperti Jual Kucing Dalam Karung
Pasti pernah tahu istilah "beli kucing dalam karung" hal ini mirip yang dilakukan oleh para penjual cuan. Mereka menjual suatu yang dimana pembelinya tidak tahu sebenarnya apa yang dibeli, hanya menjual "rasa penasaran bagaimana cara cepat kaya"
Seperti: "Cara Dapat 10 Juta Per Bulan dari Produk Digital.
Lalu tertarik dan belilah orang-orang yang melihat iklannya, karena ingin belajar cara bisa mendapatkan penghasilan 10 juta rupiah per bulan. Ketika sudah mulai membaca, mempelajari, dan mencoba menerapkan, ternyata sulit.
Ibarat orang A mungkin suka kucing Scottish Fold, tapi bagi orang B belum tentu suka karena perawatannya sulit dan mahal. Atinya tidak semua orang bisa menyerap produk yang dijual tersebut.
Mengapa mereka beli padahal belum tentu bisa melakukan? ya mereka ingin belajar cara mendapatkan penghasilan seperti yang dipamerkan tersebut.
Setelah mempelajari materinya yang sebenarnya isinya benar dan bagus, tapi si pembeli yang akhirnya merasa sadar diri "merasa ga cocok dibidang ini"
Sisi Gelap 4: Tipikil Ingin Cepat Kaya
Sayangnya kebanyakan masyarakat Indonesia malas jika diajak belajar serius, berproses, meningkatkan skill untuk mendapatkan penghasilan dan kekayaan.
Sebagi contoh, jika saya menjual produk digital dengan menunjukkan bagaimana proses riset produk, analisa, proses bikin konten, dan belajar ini itu, orang pasti males merasa ribet.
Tapi ketika saya mengatakan "Cara Dapat 10 Juta Per Bulan dari Rumah dari Digital Marketing" orang-orang lebih cepat tertarik. Metode yang selalu sama gaya MLM, yang dari dulu sampai sekarang masih selalu lebih diminati daripada menunjukkan proses.
Hal itu juga sebabnya, sulit juga bagi orang-orang ahli yang sebenarnya punya produk digital berkualitas, tapi akan sulit diterima jika sejak awal mengajak orang untuk belajar dan berproses.
Tipikal masyarakat Indonesia inilah yang sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang hanya sekedar cari cuan tanpa berpikir apa manfaatnya bagi pembeli.
Sisi Gelap 5: Hilang Rasa Empati
Berapa banyak orang yang menjadi pengen bisa menghasilkan karena penjual produk digital memamerkan penghasilan sekian?
Kemudian mereka-mereka berusa membeli materinya, belajar, mencoba dan ternyata gagal.
Mereka tidak menilai produknya salah, bahkan menilai isinya memang bagus. Tapi sebagian besar yang gagal ini merasa: saya ga bisa bikin konten, saya gaptek, gak ada waktu, gak punya modal iklan dsb
Berapa banyak orang yang merasakan itu? tapi tidak ada empati dari para penjual produk digital yang suka memamerkan penghasilannya dengan alasan:
"Kalau ga begini, sulit orang Indonesia mau diajak belajar, mau ga mau memancingnya harus begini"
Lalu bagaimana?
Semua kembali ke pendapat masing-masing
0 Komentar