DHADigital.com Bagi yang berkecimpung di dunia digital, seperti konten kreator, atau bahkan yang sudah mencoba jualan produk digital, membeli, atau baru tertarik, akhir-akhir ada ungkapan "Digital Product is Dead" ini menarik untuk dibahas. Kebanyakan memang berseliweran di Threads dan Instagram.
Sebenarnya di Youtube sendiri, yang di unggah oleh Rama Satya tidak begitu viral. Hanya mendapatkan kurang dari 100 ribu views selama lebih dari 2 minggu tayang. Tapi memang bagi orang yang bersangkutan dengan produk digital pasti akan bertanya-tanya.
Sumber Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=sY9Dpf8630E
Apa benar ya produk digital akan mati?
Ini pasti jadi pertanyaan yang berat bagi siapapun yang baru mencoba mencari penghasilan di produk digital. Tapi menurutku menjadi obat, agar banyak yang sadar. Saya akan menjelaskan singkat dari fenomena viral "Digital Product is Dead"
Semua dimulai karena....
Selama setahun terakhir sangat banyak bermunculan orang mencari penghasilan dengan mencoba jualan produk digital khususnya ebook dan kursus. Mulai dari resep masak, cara diet, tips ngonten, beternak gurame, dan masih banyak sekali.
Untuk bisa menjual produknya, mereka membuat konten-konten bermanfaat sesuai nichenya. Misalnya jual ebook resep masak, dia akan ngonten tips-tips masak di akun sosial media mereka.
Bahkan parahnya, muncul orang-orang yang tidak ahli di bidangnya memaksa membuat produk digital (ebook biasanya) kemudian mereka jual murah. Dengan harga dibawah seratus ribu. Bahkan bisa hanya 10 ribuan, atau bayar seiklasnya.
Memang disitu ada peluang sumber penghasilan tambahan dari produk digital. Itu semua menyebabkan muncul stigma "halah jualan ebook".
Akhirnya disuarakan "Digital Product is Dead"
Clickbait yang punya tujuan lebih dalam di dunia produk digital. Bersumber dari Youtube, kemudian disebar secara massive seolah-olah organik di sosial media Threads.
Apakah benar produk digital mati?
Iya benar, tapi bukan produk digitalnya yang mati, tapi model jualan produk digital murahan dan low quality lah yang akan mati.
Kenapa bisa begitu?
Bayangkan saja, semakin lama orang awam pun akan semakin muak melihat kelakuan orang-orang yang berusaha menjual ebook hanya modal materi dari ChatGPT, bahkan hanya sekedar menjual kembali dari free lisensi. Karena pada dasarnya membuat ebook jaman sekarang tidaklah sulit, hanya modal AI seperti ChatGPT bisa jadi.
Trend ini muncul dan heboh di tahun 2024, akun akun faceless yang tiba-tiba seperti memberi harapan orang-orang mendapatkan cuan dengan platform lynk.id. Tapi sejak awal 2025 akun-akun itu sudah mulai redup.
Bisakah Produk Digital Akan Tetap Eksis?
Tentu saja bisa eksis sampai besok, bahkan sebelum viral tahun lalu, dimana orang-orang heboh soal penghasilan dari jualan produk digital. Sejak tahun 2010 sudah ada, dulu jualan dikirim via email, dan sampai sekarang juga masih eksis.
Produk digital akan tetap eksis jika disertai kualitas siapa orang dibalik produk digital tersebut.
Sebagai contoh Denny Santoso, jualan utama dia saat ini adalah produk digital "Brainboost". Ada banyak macamnya yang dijual dengan harga mahal.
Atau Kang Aviv, dia terkenal mentor membuat kursus online. Dimana saat ini era dimana kursus bisa dijalankan secara online tanpa tatap muka.
Dari kedua contoh diatas, jelas mereka menjual produk digital, berkualitas dari segi orangnya berpengalaman di bidangnya, dan produknya bernilai mahal.
Kesimpulan
Produk digital akan mati itu fakta sekaligus peringatan bagi siapapun yang hanya mengejar menjual produk untuk mendapatkan penghasilan, tanpa berpikir tentang kualitas.
Yang seharusnya ditekankan adalah kualitas siapa si pembuat produk digital tersebut (Personal Branding) dan juga isi materi yang berkualitas, bukan hanya materi hasil AI.

0 Komentar